Jumat, 18 November 2011

Membangun Seni Budaya Banjar


SANGGAR TITIAN BARANTAI
UNISKA BANJARMASIN

Suatu pandangan KETUM STB tentang teater

Seni teater tidaklah lahir pada suatu hari dari hati seorang teman yang mabuk, yang menyenandungkan kegembiraan dan kegetiran di suatu persimpangan Jalan, dia dikendalikan oleh hasrat-hasrat untuk mengetahui (Jean Villar). Para penulis lakon dan para aktor tidak bisa membebaskan diri mereka dari tuntutan-tuntutan imajinasi mereka atau dari satuan-satuan ‘mythomaniac”. Kekeranjingan terhadap hal-hal yang berbau mite yang menguasai mereka. Bakat spekulatif seorang filosof atau peneliti dilaboratorium tak mungkin anda temukan pada diri mereka. Ilusi, jika tidak berbohong, mengatur kehidupan professional mereka.
Pengetahuan seni teater diajarkan dengan tujuan memberikan bekal pengalaman estetis sebagai imbangan pengetahuan intelektual yang diperolehnya sehingga manusia bisa tumbuh menjadi pribadi yang utuh dikemudian hari. Pengetahuan estetis dalam pengetahuan seni teater ini akan membantu manusia mempertajam kepekaan rasa estetisnya hingga dia mampu meningkatkan hakekat manusiawinya sebagai suatu pribadi yang mandiri.
Dengan memiliki keseimbangan antara daya sensibilitas dan keterampilan, seorang manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh. Dengan gaya sensibilitas yang tinggi, dia akan mampu menempatkan diri sebagai penikmat seni yang baik. Pengetahuan seni teater, akan cenderung membentuk pribadi manusia yang utuh dan memiliki keseimbangan antara daya intelektualitas dan daya sensibilitas (anank wh.)

AWAL MULA dan sejarah STB

Sanggar Titian Barantai (STB) lahir dari sebuah proses panjang di mana kehadiran STB di dunia ini mulanya dibidani oleh 3 orang datu pendiri yakni :
1.     Kanda Muchamad Rifai (Muchei)
2.     Kanda M. Taufikurrahman Amir dan
3.     Kanda Hariansyah, SPd.
Hasrat untuk memiliki wadah pembinaan khususnya untuk dunia seni yang pada waktu itu lebih tertuju pada seni teater coba mereka tuangkan dalam sebuah rapat pada tanggal 15 Desember 1999 yang dihadiri sekitar 15 orang. Dari pertemuan itu maka terbentuklah wadah yang para seniman kampus ini inginkan di mana pada awalnya ditasmiahi dengan nama Teater FKIP UNISKA, yang berada di bawah lingkup BEM FKIP UNISKA atau yang disebut Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF).
Kehadiran Teater FKIP UNISKA ini ternyata mendapatkan respon yang bagus dari civitas akademika UNISKA, terbukti banyak kawan-kawan mahasiswa dari Fakultas-fakultas lain di llingkungan UNISKA  (selain FKIP) meminta untuk dapat bergabung dengan organisasi ini, dan tentunya keinginan itu disambut dengan hangat sebagai bentuk rasa persaudaraan sesama mahasiswa kampus dalam memajukan dunia seni khususnya seni teater hingga bergabunglah mereka dalam Teater FKIP UNISKA.
Pergulatan dengan dunia teater yang penuh dengan beragam dimensi terus mereka nikmati sebagai bentuk hasrat sukma untuk menyalurkan libido mereka dalam berteater. Perjalanan itupun coba lebih dikembangkan hingga muncul keinginan agar Teater FKIP UNISKA  dapat lebih besar statusnya, hal ini mereka coba dengan adanya ide untuk menjadikannya sebagai UKM Universitas. Selain alasan para anggotanya bukan hanya dari FKIP tapi juga dengan pertimbangan bahwa jika menjadi UKM Universitas maka  keberadaannya juga akan lebih diperhitungkan khususnya di organisasi- organisasi intern UNISKA.
Maka akhirnya pada bulan April 2000 diadakanlah sebuah pertemuan dengan agenda utama mengganti Teater FKIP UNISKA menjadi UKM Universitas. Sehingga pada pertemuan itu tercetuslah nama Sanggar Titian Barantai oleh Kanda M. Arsyad (FEKON 99), dengan makna harfiah yaitu :
Sanggar  : Wadah      Titian  : Jembatan      Barantai  : Ikatan
Nama itu penuh dengan makna yang dalam dengan harapan organisasi ini dapat menjadi wadah berkumpulnya para seniman kampus UNISKA dalam berkarya seni, dan terus bersama dalam ikatan persaudaraan menuju satu kesuksesan.
Setelah berganti nama menjadi Sanggar Titian Barantai, perjalanan organisasi ini terus berkembang walaupun hinak nya kembang kempis. Tercatat berapa kali STB mengalami goncangan namun para anggotanya tetap menghadapinya dengan senyuman dengan harapan yang terbaik dapat STB Uniska dapatkan.
Sanggar Titian Barantai pertama kali tampil di Star CafĂ© dalam bentuk japin carita di mana waktu itu dilatih oleh Kanda Abdussyukur M. H. dari Sanggar Lawang Banjarmasin dan hingga saat ini beragam bentuk pementasan terus STB hadirkan selain juga kadang mengkritisi kebijakan pemerintah dengan turun ke jalan melakukan happening art sedangkan workshop teater perdana diadakan di Taman Budaya Kal-sel yang waktu itu ada Workshop bersama dan diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Selatan. Festival Teater ”Si Palui” 2008 yang digagas oleh Sanggar Titian Barantai mendapat perhatian dan sorotan oleh pecinta seni budaya Banjar di Kalimantan Selatan, dan festinal serupa berlanjut pada bulan Juli lalu. Sanggar Titian Barantai juga tidak ingin ketinggalan pada silaturrahmi dalam kegiatan Temu Teater Mahasiswa Nusantara ke-7 bulan Agustus lalu yang diilaksanakan di Art Center Denpasar Bali.
Sanggar Titian Barantai Uniska berbentuk sebuah organisasi yang didalamnya terdapat beberapa divisi-divisi diantaranya :
1.   Teater / Film
2.    Musik
3. Tari 
4.    Sastra
5.    Seni Rupa
6. Pengkaderan
7. Kabag. Rumah Tangga
8. Humas
Kiprah Sanggar Titian Barantai UNISKA dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya Banjar selalu didukung oleh Rektorat dan Yayasan UNISKA. Tidak hanya dari kalangan kampus, Sanggar Titian Barantai yang dirintis oleh 3 (tiga) datu pendiri ini juga mendapat dukungan dari instansi pemerintah seperti Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, selain itu juga terus menjalin silaturrahmi dengan pihak media.
Penempuhan dunia seni terus coba dilakoni STB, bukan hanya mencumbu seni teater tapi dari seni rupa dan musik tradisional daerah (musik panting) pun disambangi.

NAMA-NAMA KETUA UMUN STB :
            - Kanda Muhammad Rifai (muchei)
            - M.Herlianor Fahdi
            - Mimin K
            - M. Rijani
            - Wahyudi
            - M. Syahbani

Dalam usaha melestarikan seni budaya daerah, Sanggar Titian Barantai (STB) selalu mengadakan acara rutin setiap tahunnya yang diberi nama "Aruh Seni dan Budaya". Beberapa pementasan yang di tampilkan pada acara aruh seni budaya antara lain adalah, pentas teater,pentas musik panting, tarian tradisional, tarian kreasi, tarian daerah kuda gepang, dan tidak ketinggalan pula usung penganten yang menggunakan busana adat penganten banjar. Agenda tahunan ini juga dalam rangka memperingati Hari Lahir Sanggar Titian Barantai yang sekarang sudah memasuki tahun ke-12. Bravo STB bravo Seni Budaya.

                              Seluruh anggota STB pada akhir acara Aruh STB Ke-II, 12-12-2011